DAPATKAN PECI KHAS ACEH DI TOKO RASIE SAMALANGA
HUBUNGI ADMIN | 085206681989
SEKILAS TENTANG TENGKU WALY
BUAH tidak jauh jatuh dari pohonnya. Demikian pepatah yang layak didiskripsikan untuk seorang Tengku Wasly, pengusaha peci Aceh asal Teupin Punti, Kecamatan Syamtalira Aron, Aceh Utara. Usaha yang dijalankan sudah selama 24 tahun ini adalah warisan dari orangtuanya, Tgk. Masri(1920-2008), industrinya tersebut pun dinamakan Pusaka Ayah, peci yang saat ini telah tersebar ke seluruh pelosok Aceh dan Nusantara bahkan ke Mancanegara sekalipun dengan lebel Tgk Wasly.
Awalnya, Tengku Masri yang merupakan ayah kandungnya pada masa kecil tinggal bersama orangtuanya membuka warung kopi di Panton Labu, memasuki masa remaja pada tahun 1942, saat terjadi penjajahan Kolonial Jepang di Aceh, Tgk Masri berhijrah ke Labuhan Haji Aceh Selatan, guna menimba ilmu pengetahuan Agama Islam pada Ulama Kharismatik Aceh, Abuya Syech Haji Muda Waly Alkhalidy.
Pada suatu ketika, ayahnya sedang istirahat di dalam bilik di komplek dayah sambil mengulang kitab, saat itu ayahnya melihat sebuah peci dari Timur Tengah. Peci tersebut, model atasnya bisa dilipat- lipat.
Dengan demikian, timbullah ide dan gagasan serta inspirasi dalam benak hatinya untuk membedah dan mempelajari peci tersebut serta menirunya.
Tgk Wasly dan Kisah Penemuan Peci di Aceh
Berawal dari Peci Timur Tengah lah, Tgk Masri mencoba mendesign peci tersebut. “Karena menurutnya, meniru lebih baik daripada tidak berbuat apa-apa sama sekali, kemudian lahirlah inspirasi baru dalam hatinya untuk memprakarsai peci tersebut seperti kita pakai sekarang ini,”
Pada saat pertama kalinya sang ayah membuat peci, kala itu hanya dengan bermodal beldu kain jas yang dijual di kaki lima. Sedangkan untuk bahan lainnya, sang ayah menggunakan daun pisang kering, kulit kayu serta anyaman tikar.
Hasilnya, peci buatan sang ayah tersebut diminati oleh banyak orang terutama di kalangan santri dayah. Sehingga, ia meneruskan pembuatan peci tersebut sampai ia kembali ke kampunya di Teupin Punti, Aceh Utara. “Ilmu yang diperoleh mendiang Ayah kini telah diwariskan kepada semua anak-anak, termasuk saya dan juga cucu-cucunya,” Terang Tgk Wasly yang selalu menebar senyum.
Seperti diketahui, usaha peci Tanah Rencong Pusaka Ayah tersebut saat ini telah menjadi komoditi produk unggulan di Aceh Utara dalam mengikuti even-even pameran, baik di tingkat lokal maupun Nusantara dan Mancanegara.
Untuk mengatasi pengangguran dan kemiskinan, Tgk Wasly mempunyai mottonya sendiri dalam melakukan program Pemerintah mengatasi pengangguran, one village one product dengan jumlah karyawan 50 orang yang ditampung dari kampungnya sendiri bekerja secara konveksi menurut keahliannya masing-masing. “Dalam setahun produk kami sudah tembus 60.000 sampai 80.000 unit peci yang dikeluarkan,” Jawab Tgk Wasly saat ditanya tim.
Pemerintah sudah seharusnya memikirkan dan melihat sisi yang mesti untuk membantu dalam mengurangi beban yang dipikul seorang sosok Tgk Wasly, yang kini memperkerjakan 50 orang karyawan.
Dari sisi lain, sebuah terobosan yang dilakukan Tgk Wasly adalah mengurangi tingkat pengangguran, padahal itu sendiri merupakan tanggung jawab Pemerintah terkait memberantas pengangguran dan garis kemiskinan.
“Maka dalam hal itu, harapan saya kiranya beban tersebut dapat dikurangi oleh Pemerintah dengan membantu apa yang kurang pada industri yang saya kelola saat ini,” harap anak sang penemu peci ini.
Adzan Dhuhur berkumandang, namun orang terus berdatangan dari berbagai daerah termasuk penampung grosir peci.
Ada yang hanya membeli khusus satu saja untuk dirinya, ada pula yang mengambil pesanan yang telah ia pesan jauh hari. Maklum saja, bulan puasa hanya tinggal menghitung hari pantas saja peci diburu oleh masyarakat muslim khususnya.
Post a Comment for "Peci Khas Aceh Tengku Wasly Aceh"